Bekasi, EKOIN.CO – Sejumlah jenis makanan telah terbukti memicu peningkatan kadar asam urat dalam tubuh. Bahan pangan dengan kandungan purin dan fruktosa tinggi menjadi pemicu utama kondisi ini, terutama bagi penderita yang sudah memiliki riwayat asam urat.
Informasi dari detikcom menyebutkan bahwa jeroan hewani seperti hati, otak, babat, paru, dan limpa memiliki kadar purin yang tinggi. Asupan jenis makanan tersebut dapat meningkatkan risiko serangan asam urat jika dikonsumsi secara berlebihan.
Masih dari sumber yang sama, daging unggas seperti ayam, bebek, serta kalkun turut masuk dalam daftar karena bagian organ dalamnya seperti ampela dan hati mengandung purin sedang hingga tinggi. Selain itu, ikan laut berlemak seperti tuna, sarden, teri, dan makarel juga termasuk jenis makanan yang perlu dibatasi.
detikcom juga mencatat bahwa makanan laut seperti kerang, udang, tiram, lobster, hingga kepiting mengandung kadar purin tinggi dan turut menyumbang peningkatan kadar asam urat jika tidak dikontrol konsumsinya.
Tidak hanya daging dan seafood, daging merah seperti kambing, sapi, babi, dan domba juga tinggi purin. Proses metabolisme purin dari daging ini akan menghasilkan asam urat yang jika berlebih bisa menumpuk di persendian.
Produk Fermentasi dan Gula Tinggi
Selain protein hewani, makanan yang melalui proses fermentasi seperti roti, biskuit, tape, dan acar juga mengandung purin dalam jumlah menengah hingga tinggi. Kandungan ragi dalam proses fermentasi menjadi faktor utama peningkatan zat purin di dalamnya.
Minuman manis dengan kadar fruktosa tinggi seperti soda, sirup, serta jus buah olahan juga dapat memicu peningkatan kadar asam urat. Gula fruktosa merangsang hati memproduksi lebih banyak asam urat dibanding glukosa biasa.
Menurut tirta.co.id, konsumsi fruktosa secara rutin dapat memperburuk metabolisme tubuh dalam mengurai purin. Hal inilah yang menyebabkan penderita asam urat sebaiknya menghindari minuman berpemanis buatan.
Kebiasaan minum alkohol, khususnya bir, menjadi faktor penting lainnya dalam pemicu penyakit asam urat. Alkohol dapat memperlambat proses pembuangan asam urat melalui ginjal, menyebabkan penumpukan zat tersebut dalam tubuh.
Kandungan purin yang tinggi pada bir disebabkan oleh proses pembuatannya yang menggunakan ragi dan gandum, dua bahan dengan senyawa purin tinggi. Oleh sebab itu, menghindari konsumsi alkohol adalah langkah pencegahan utama.
Sayur Tertentu dan Makanan Tradisional
Sayur-sayuran tertentu seperti bayam, kembang kol, asparagus, brokoli, jamur, buncis, dan kacang polong ternyata juga menyimpan purin meski dalam bentuk nabati. Konsumsi dalam jumlah besar tetap dapat berkontribusi terhadap naiknya kadar asam urat.
Salah satu pangan tradisional Indonesia, emping melinjo, disebut mengandung purin dalam kadar sangat tinggi. Berdasarkan informasi dari tirta.co.id, kandungan purin pada emping bisa mencapai antara 150 hingga 800 miligram per 100 gram sajian.
Meski berasal dari tumbuhan, purin dalam emping melinjo tergolong ekstrem dan bisa memperparah kondisi penderita jika dikonsumsi tanpa pengaturan. Oleh karena itu, emping sebaiknya dimakan secara terbatas atau dihindari sepenuhnya.
Dalam kasus ringan, asupan sayur tinggi purin mungkin masih ditoleransi tubuh. Namun pada individu yang rentan atau sudah terdiagnosis asam urat, jenis sayuran ini perlu diseleksi dengan cermat.
Konsumsi harian sebaiknya lebih mengutamakan sayur dan buah rendah purin seperti wortel, ketimun, kol, apel, dan semangka untuk menjaga keseimbangan asam urat.
Rangkuman Jenis Pangan Pemicu Asam Urat
Secara umum, berikut kelompok makanan dan minuman yang dikenal dapat meningkatkan risiko asam urat apabila dikonsumsi berlebihan:
Pertama, jeroan hewan mencakup hati, otak, babat, dan paru. Kedua, daging merah seperti sapi dan kambing. Ketiga, unggas terutama bagian dalam seperti ampela dan hati.
Keempat, makanan laut seperti kerang, udang, sarden, dan makarel. Kelima, makanan dan minuman manis tinggi fruktosa. Keenam, makanan fermentasi seperti tape dan roti dengan ragi tinggi.
Ketujuh, alkohol termasuk bir yang menghambat ekskresi asam urat. Terakhir, sayur tinggi purin serta emping melinjo yang menjadi risiko tinggi jika tidak dibatasi.
Informasi ini penting disampaikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pola makan yang memicu penyakit sendi tersebut. Dengan edukasi yang tepat, pengendalian asam urat dapat dilakukan sejak dini.
Penderita asam urat maupun masyarakat yang ingin mencegah kondisi tersebut sebaiknya mulai memperhatikan pola konsumsi harian mereka, khususnya dalam mengatur asupan purin dan fruktosa. Mengurangi porsi makanan tinggi purin seperti jeroan, daging merah, dan seafood sangat disarankan.
Menghindari minuman manis kemasan dan minuman beralkohol juga menjadi langkah penting untuk mengurangi beban metabolik tubuh dalam memproses purin. Selain itu, memantau konsumsi makanan fermentasi serta sayur-sayuran tertentu turut membantu menjaga kestabilan asam urat.
Alternatif sehat seperti mengganti daging merah dengan protein nabati, memperbanyak sayuran rendah purin, serta menjaga hidrasi tubuh akan sangat membantu. Air putih berperan besar dalam melarutkan dan membuang kelebihan asam urat melalui urine.
Penting pula untuk melakukan pemeriksaan darah secara berkala guna mengetahui kadar asam urat dalam tubuh. Bagi yang memiliki riwayat penyakit, konsultasi dengan tenaga medis terkait pola makan dan pengobatan dapat menjadi solusi jangka panjang.
Dengan edukasi dan kesadaran akan makanan pemicu, masyarakat dapat menjalani hidup lebih sehat dan menghindari komplikasi yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










