Jakarta, Ekoin.co – Jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins, akan diautopsi ulang di Brasil sesuai permintaan keluarga. Jenazah tiba di negara asalnya pada 1 Juli 2025 setelah dievakuasi dari Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat.
Keluarga Marins sudah menghubungi DPU-RJ untuk segera mengajukan permintaan autopsi ulang ke Pengadilan Federal. Mereka berharap permohonan autopsi ulang dapat segera diproses pihak pengadilan.
“Kami percaya ke peradilan federal Brasil dan berharap keputusan positif dalam beberapa jam mendatang,” kata saudara Marins, Senin (30/6), seperti dikutip Folha de S Paulo.
Proses Evakuasi Berlangsung Lama
Sebelumnya, Marins terjatuh saat mendaki Gunung Rinjani pada 21 Juni pukul 06.30 WITA bersama lima pendaki lain. Tim SAR gabungan baru menemukan korban pada 23 Juni pukul 07.05 WITA.
Pada 24 Juni, tim SAR menjangkau lokasi korban yang berada di kedalaman 600 meter. Jenazah Marins baru berhasil diangkat dari kedalaman 600 meter pada 25 Juni.
Keluarga Marins menilai tim penyelamat Indonesia lalai dalam proses penyelamatan tersebut. Mereka berpendapat keterlambatan tim SAR membuat Marins kehilangan nyawanya.
“Juliana menerima kelalaian serius dari tim penyelamat,” kata pihak keluarga. Mereka menekankan jika penyelamatan berlangsung cepat, kemungkinan Marins dapat selamat.
Hasil Autopsi di Indonesia
Dokter Forensik RS Bali Mandara Ida Bagus Putu Alit menjelaskan hasil autopsi Marins. Alit menyatakan korban meninggal 20 menit setelah terjatuh di Gunung Rinjani.
Ia menyebut penyebab kematian akibat benturan keras, bukan hipotermia. Luka terparah berada di dada karena benturan benda tumpul saat korban terjatuh.
Keluarga menyebut akan mencari keadilan untuk Marins atas insiden ini. Mereka meminta masyarakat Brasil tidak melupakan perjuangan untuk keadilan bagi Marins.
“Juliana layak menerima lebih! Sekarang kita akan berjuang untuk keadilan dia,” tegas keluarga dalam pernyataan mereka.
Dalam kesempatan lain, keluarga berharap autopsi ulang dapat membuka fakta lebih jelas. Mereka ingin memastikan penyebab kematian Marins benar-benar sesuai kondisi sebenarnya.
Keluarga tetap menunggu hasil keputusan otoritas Brasil atas permohonan autopsi ulang tersebut. Mereka berjanji akan terus mengawal proses hukum untuk kematian Marins.










