Jakarta EKOIN.CO – Seorang diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia ditemukan tewas secara mengenaskan di kamar kosnya di kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa pagi, 8 Juli 2025. Korban diketahui bernama Arya Daru Pangayunan (ADP), pria asal Jalan Munggur, Yogyakarta, yang menjabat sebagai diplomat ahli muda di Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia Kemlu.
Penemuan jasad ADP bermula dari laporan istrinya yang merasa kehilangan kontak sejak dua hari terakhir. Karena tak mendapat kabar, sang istri meminta bantuan penjaga kos untuk memeriksa kondisi suaminya. Ketika pintu kamar dibuka, tubuh ADP ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.
Posisi korban saat ditemukan dalam keadaan telentang di atas kasur. Tubuhnya tertutup selimut, kedua kaki tampak terlipat, sementara kepala dan wajahnya dililit lakban. Keadaan mengenaskan ini segera mengundang perhatian warga sekitar dan aparat kepolisian.
Kepolisian Sektor Menteng bersama jajaran Polres Metro Jakarta Pusat langsung datang ke lokasi begitu menerima laporan. Proses identifikasi dan olah tempat kejadian perkara (TKP) dilakukan secara menyeluruh untuk memastikan penyebab kematian korban.
Salah satu penghuni kos yang enggan disebut namanya menyatakan bahwa korban terakhir kali terlihat dua hari lalu. “Kami juga enggak dengar suara apa-apa dari kamarnya,” ujar sumber tersebut.
Penyelidikan Polisi Masih Berlangsung
Pihak kepolisian hingga kini masih melakukan penyelidikan mendalam terkait kasus kematian ADP. Sejumlah saksi telah diperiksa, dan rekaman CCTV di sekitar lokasi turut disita untuk mencari petunjuk mengenai siapa saja yang terakhir berinteraksi dengan korban.
“Kami sedang mendalami kasus ini. Beberapa saksi telah dimintai keterangan, dan CCTV di sekitar area juga sedang kami pelajari,” kata Iyarman Waruwu, salah satu kerabat korban, kepada para wartawan.
Jenazah ADP kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk proses visum guna mengetahui penyebab kematian secara pasti. Proses forensik menjadi langkah penting untuk mengungkap apakah korban mengalami kekerasan sebelum meninggal.
Hingga Selasa malam, belum ada pihak kepolisian yang mengonfirmasi adanya tanda-tanda kekerasan lain di tubuh korban selain lilitan lakban pada kepala dan wajah. Motif pembunuhan juga masih belum terungkap secara jelas.
Pihak keluarga besar korban dilaporkan telah diberi kabar dan tengah dalam perjalanan menuju Jakarta. Rasa duka mendalam menyelimuti lingkungan kerja dan keluarga atas peristiwa ini.
Profil Korban dan Tanggapan Pihak Terkait
Arya Daru Pangayunan dikenal sebagai diplomat muda yang berdedikasi dan aktif dalam perlindungan WNI di luar negeri. Selama ini ia bertugas di Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia Kemlu.
Salah satu kolega korban yang enggan disebutkan namanya menyebutkan bahwa Arya adalah sosok yang ramah dan berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya. “Dia sering lembur dan selalu siap saat ada kasus warga negara di luar negeri,” ujarnya.
Kemlu RI belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut, namun sumber internal menyebutkan bahwa kementerian tengah berkoordinasi dengan kepolisian untuk menindaklanjuti kasus ini.
Polisi terus mengumpulkan bukti dan menggali informasi tambahan, termasuk dari rekan kerja korban, penjaga kos, serta para tetangga sekitar. Aparat juga menyusuri komunikasi terakhir korban guna mengungkap petunjuk lebih lanjut.
Keamanan di kawasan kos juga tengah ditingkatkan sementara waktu. Warga sekitar menyatakan kejadian ini baru pertama kali terjadi di lingkungan mereka yang sebelumnya relatif aman.
Meskipun hasil visum belum dipublikasikan, pihak kepolisian memastikan bahwa penanganan kasus dilakukan secara profesional dan menyeluruh demi keadilan bagi korban dan keluarganya.
Hingga berita ini ditulis, belum ada tersangka yang ditetapkan. Pihak kepolisian meminta masyarakat bersabar menunggu hasil penyidikan lengkap.
Berbagai pihak mendorong agar aparat bekerja cepat dan transparan dalam mengungkap kasus ini. Tragedi yang menimpa seorang aparatur sipil negara menjadi perhatian luas, khususnya bagi lingkungan kerja Kemlu.
Peristiwa ini sekaligus memicu kekhawatiran soal keamanan individu yang tinggal sendiri, terutama di kawasan padat seperti Jakarta Pusat.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Penting bagi setiap penghuni kos atau apartemen untuk menjalin komunikasi rutin dengan orang-orang terdekat. Kejadian ini menunjukkan bahwa hilangnya kontak selama dua hari dapat menjadi sinyal adanya kondisi darurat.
Koordinasi cepat antara keluarga dan pengelola tempat tinggal sangat penting dalam situasi mencurigakan. Permintaan sang istri untuk memeriksa kamar menjadi titik awal terbongkarnya kasus ini.
Lingkungan tempat tinggal perlu dilengkapi sistem keamanan dan pengawasan yang baik, seperti CCTV aktif dan akses kontrol yang ketat. Ini dapat mempermudah penyelidikan ketika hal buruk terjadi.
Kematian Arya juga menjadi pengingat bahwa pekerjaan di bidang diplomasi membawa risiko dan tekanan tersendiri. Perlindungan tidak hanya dibutuhkan bagi WNI di luar negeri, namun juga bagi aparat yang menjalankan tugas di dalam negeri.
Kita berharap pihak berwenang dapat mengungkap fakta di balik kematian tragis ini dengan cepat dan akurat. Semoga keluarga korban diberikan kekuatan dan keadilan segera ditegakkan untuk mengungkap siapa pelaku di balik tragedi tersebut.(*)










