EKOIN.CO
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • INDUSTRI
    • INFRASTRUKTUR
    • PERTANIAN
    • PROPERTI
    • UMKM
    • PROFIL
    • ENERGI
  • PERISTIWA
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • MEGAPOLITAN
    • KRIMINAL
    • OPINI
    • SOSIAL
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN
  • POLKUM
    • POLITIK
    • HUKUM
    • LIPUTAN KHUSUS
    • CEK FAKTA
    • BERITA FOTO
    • BERITA VIDEO
  • ENTERTAINMENT
    • HIBURAN
    • DESTINASI
    • KESEHATAN
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SELEBRITI
    • MUSIK
  • RAGAM
    • EBOOK
    • EDUKASI
    • HIKMAH
    • SENI & BUDAYA
    • TIPS
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
EKOIN.CO
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • INDUSTRI
    • INFRASTRUKTUR
    • PERTANIAN
    • PROPERTI
    • UMKM
    • PROFIL
    • ENERGI
  • PERISTIWA
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • MEGAPOLITAN
    • KRIMINAL
    • OPINI
    • SOSIAL
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN
  • POLKUM
    • POLITIK
    • HUKUM
    • LIPUTAN KHUSUS
    • CEK FAKTA
    • BERITA FOTO
    • BERITA VIDEO
  • ENTERTAINMENT
    • HIBURAN
    • DESTINASI
    • KESEHATAN
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SELEBRITI
    • MUSIK
  • RAGAM
    • EBOOK
    • EDUKASI
    • HIKMAH
    • SENI & BUDAYA
    • TIPS
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
EKOIN.CO
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda EKOBIS

Konsumen Khawatir Label Beras Premium Dihapus Menuai Pro dan Kontra

Sebagian konsumen merasa label premium masih diperlukan. Pemerintah menilai klasifikasi lama sudah tidak relevan.

Akmal Solihannoer oleh Akmal Solihannoer
31 Juli 2025
dalam EKOBIS, EKONOMI
0
A A
0
Konsumen Khawatir Label Beras Premium Dihapus  Menuai Pro dan Kontra
Share on FacebookShare on Twitter

JAKARTA EKOIN.CO – Rencana pemerintah untuk menghapus klasifikasi beras premium dan medium menuai respons beragam dari konsumen. Beberapa pihak merasa kebijakan ini membingungkan dan berpotensi menimbulkan masalah baru di lapangan, terutama terkait transparansi kualitas dan harga beras yang dijual bebas.

Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v

Sebagian masyarakat menyatakan keberatan karena khawatir adanya penyederhanaan label akan membuka ruang praktik oplosan dan manipulasi harga. Namun, sebagian lainnya menyetujui rencana tersebut asalkan harga beras tetap dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Anastasya (29), seorang ibu rumah tangga yang tinggal di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, merupakan salah satu konsumen yang merasa ragu terhadap rencana tersebut. Ia menyebutkan bahwa label premium dan medium memudahkan konsumen untuk memilih beras sesuai kebutuhan.

Kekhawatiran Konsumen atas Risiko Oplosan

Berita Menarik Pilihan

BSI Dorong Akselerasi Wakaf Produktif Lewat Inovasi Finansial

Harga Emas Melesat, BSI Dorong Masyarakat Investasi Aman

Dalam kesehariannya, Anastasya biasa membeli beras dengan merek Sumo atau Raja di supermarket seperti Tip Top atau melalui platform e-commerce. Namun belakangan ini, ia lebih memilih membeli Sumo Premium karena khawatir terhadap praktik oplosan yang kian marak.

“Biasanya aku beli beras di Tip Top atau online lewat (toko) Segari. Merek-nya biasa aku beli itu Sumo atau Raja, tapi sejak tahu banyak yang oplos itu aku jadi lebih sering beli Sumo Premium,” kata Anastasya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (30/7).

Ia menambahkan bahwa beras premium seperti Sumo lebih mudah ditemukan di supermarket atau platform online, sedangkan di toko kelontong cenderung sulit didapatkan. Hal ini menurutnya menjadi alasan lain mengapa ia memilih beras berlabel premium.

“Karena merek Sumo emang biasanya lebih banyak dijual di supermarket atau online. Soalnya Sumo termasuk beras premium jadi enggak dijual di toko kelontong,” ujarnya.

Anastasya merasa penghapusan label premium dan medium akan menyulitkan konsumen dalam membedakan kualitas beras, sekaligus membuka kemungkinan kenaikan harga tanpa adanya jaminan mutu.

Pemerintah Targetkan Penyederhanaan Klasifikasi Beras

Rencana penghapusan klasifikasi beras premium dan medium sebelumnya diungkapkan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi. Ia menilai bahwa klasifikasi tersebut sudah tidak lagi relevan dengan kondisi pasar saat ini.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Zulkifli Hasan, nantinya hanya akan ada dua kategori beras di pasaran. Beras umum akan menjadi jenis yang dikonsumsi mayoritas masyarakat, sedangkan beras khusus seperti Pandan Wangi, Basmati, dan Japonica akan memiliki sertifikasi tersendiri dari pemerintah.

Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa penyederhanaan tersebut bertujuan agar masyarakat lebih mudah memahami jenis beras yang dikonsumsi. Selain itu, pengaturan ini juga dimaksudkan untuk memperbaiki tata niaga beras agar lebih efisien.

Sementara itu, Deputi Bapanas Andriko Noto Susanto menegaskan bahwa regulasi terkait beras tidak dibuat secara sepihak, melainkan disusun berdasarkan hasil temuan di lapangan dan melibatkan pemangku kepentingan.

“Kita tidak ingin membuat regulasi dari menara gading. Kita susun berdasarkan fakta di lapangan, sambil melibatkan para pemangku kepentingan secara aktif,” ujar Andriko dalam keterangan tertulis, Selasa (29/7).

Langkah ini diharapkan bisa memberikan kepastian kepada konsumen dan pelaku usaha mengenai kualitas serta harga beras yang beredar di pasaran.

Pemerintah juga memastikan bahwa proses sertifikasi terhadap beras khusus akan dilakukan secara transparan dan diawasi langsung oleh lembaga resmi agar tidak menimbulkan polemik baru di masyarakat.

Meskipun demikian, sebagian konsumen berharap agar pemerintah mempertimbangkan kembali dampak kebijakan ini, terutama terhadap aksesibilitas dan kepercayaan konsumen terhadap kualitas beras.

Sebagian masyarakat khawatir bahwa tanpa label premium dan medium, akan semakin sulit membedakan mutu beras di pasar, apalagi jika tidak ada pengawasan yang ketat terhadap proses distribusi dan pengemasan.

Kekhawatiran lainnya muncul dari kemungkinan naiknya harga beras non-premium akibat penyeragaman klasifikasi. Hal ini dianggap dapat merugikan masyarakat berpenghasilan rendah yang biasanya membeli beras medium dengan harga lebih terjangkau.

Selain itu, pelaku usaha di sektor beras juga menginginkan kejelasan teknis mengenai perubahan tersebut, termasuk kriteria beras umum dan mekanisme pengawasan terhadap beras yang dijual di pasar tradisional maupun modern.

Pemerintah pun diminta menyediakan informasi yang cukup kepada masyarakat agar tidak terjadi kesalahpahaman mengenai tujuan dan dampak dari kebijakan baru ini.

Pentingnya komunikasi publik secara intensif menjadi sorotan, agar masyarakat merasa dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan yang berdampak langsung terhadap kebutuhan pokok sehari-hari.

Sebagai bagian dari tahapan implementasi kebijakan, pemerintah direncanakan akan melakukan uji coba penyederhanaan klasifikasi beras di beberapa daerah terlebih dahulu.

Uji coba ini diharapkan dapat memberikan gambaran komprehensif mengenai efektivitas kebijakan sekaligus mengantisipasi potensi kendala yang mungkin terjadi di lapangan.

dari diskursus ini menunjukkan adanya perbedaan pendapat yang tajam di kalangan konsumen terkait rencana penghapusan label beras premium dan medium. Sebagian merasa label tersebut penting untuk menjamin kualitas, sementara pihak lain mendukung demi efisiensi pasar. Perlu adanya kebijakan yang berpihak pada konsumen tanpa mengabaikan kepentingan produsen dan pedagang. Pengawasan ketat terhadap kualitas dan harga menjadi faktor kunci agar kebijakan ini tidak merugikan pihak manapun. Masyarakat mengharapkan adanya dialog terbuka dan kebijakan berbasis data lapangan agar implementasinya dapat berjalan lancar.

yang dapat diberikan adalah agar pemerintah tidak terburu-buru menerapkan kebijakan ini tanpa kajian mendalam. Sosialisasi harus dilakukan secara masif dan jelas kepada masyarakat luas. Perlu adanya mekanisme pelaporan untuk mencegah praktik oplosan pasca penghapusan label. Sertifikasi beras khusus harus transparan dan tidak membebani produsen kecil. Konsumen juga perlu diedukasi mengenai ciri fisik dan kualitas beras agar tidak hanya bergantung pada label.(*)

Tags: beras mediumberas premiumkebijakan pangankonsumenlabel berasPemerintah
Akmal Solihannoer

Akmal Solihannoer

Berita Terkait

BSI Dorong Akselerasi Wakaf Produktif Lewat Inovasi Finansial

BSI Dorong Akselerasi Wakaf Produktif Lewat Inovasi Finansial

oleh Agus DJ
14 Oktober 2025
0
57

Jakarta, EKOIN.CO - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) kembali menegaskan komitmen kuatnya dalam upaya membangun ekosistem Islam yang kokoh...

Harga Emas Melesat, BSI Dorong Masyarakat Investasi Aman

Harga Emas Melesat, BSI Dorong Masyarakat Investasi Aman

oleh Agus DJ
14 Desember 2025
0
51

Jakarta, EKOIN.CO - Tahun 2025 menjadi momen ketika emas seolah menjadi primadona investasi bagi masyarakat luas di Indonesia. Kenaikan signifikan...

Percepatan Kompensasi Listrik dan BBM Disepakati Pemerintah Senilai 55 Triliun

Percepatan Kompensasi Listrik dan BBM Disepakati Pemerintah Senilai 55 Triliun

oleh Akmal Solihannoer
14 Desember 2025
0
24

Jakarta,  EKOIN.CO — Pemerintah akhirnya memutuskan percepatan pencairan kompensasi BBM dan listrik yang selama ini menjadi polemik antara Kementerian Keuangan...

Purbaya katakan Utang Rp 9.138 Triliun Per Juni 2025 Masih Aman Karena PDB Hanya 39,86 %.

Purbaya katakan Utang Rp 9.138 Triliun Per Juni 2025 Masih Aman Karena PDB Hanya 39,86 %.

oleh Akmal Solihannoer
11 Oktober 2025
0
44

Jakarta, EKOIN.CO – Pemerintah memastikan utang pusat sebesar Rp 9.138,05 triliun per Juni 2025 masih dalam batas aman. Menteri Keuangan...

Rekomendasi Untuk Anda

Piala Presiden 2025 Dorong UMKM Berkembang

Piala Presiden 2025 Dorong UMKM Berkembang

12 Juli 2025
10
Mendes Resmikan SPPG Pertama di Indonesia yang Dikelola BUM Desa di Panongan

Mendes Resmikan SPPG Pertama di Indonesia yang Dikelola BUM Desa di Panongan

14 Mei 2025
12
Prabowo: 80 Persen Timah Diselundupkan ke Luar Negeri Negara Amankan 67 Triliun Rupiah

Prabowo: 80 Persen Timah Diselundupkan ke Luar Negeri Negara Amankan 67 Triliun Rupiah

30 September 2025
15
narkotika

Kolaborasi Kejaksaan dan Polres Merauke Musnahkan Barang Bukti Narkotika dan Miras

13 Agustus 2025
5
Buruh Gelar Aksi, Pegawai DPR Diminta Bekerja dari Rumah

Buruh Gelar Aksi, Pegawai DPR Diminta Bekerja dari Rumah

28 Agustus 2025
6

Berita Terpopuler

  • Warga Isi BBM Subsidi Harus Tunjuk STNK

    Warga Isi BBM Subsidi Harus Tunjuk STNK

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Muncul Masalah Baru Mobil Listrik Hyundai Setelah Di-recall

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • “Sukses di Kampus dan Beyond: 10 Soft Skill yang Harus Dipersiapkan Sebelum Masuk Kuliah”

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Gedung Bundar Baru Jampidsus, Perkuat Citra Tegas dan Modern

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Ucapan Idul Adha Buat WA, Atas Nama Keluarga Tercinta

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
EKOIN.CO

EKOIN.CO - Media Ekonomi Nomor 1 di Indonesia

  • REDAKSI
  • IKLAN
  • MEDIA CYBER
  • PETA SITUS
  • KEBIJAKAN PRIVASI
  • PERSYARATAN LAYANAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK

© 2025 EKOIN.CO
Media Ekonomi Indonesia
Developed by logeeka.id.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • INDUSTRI
    • INFRASTRUKTUR
    • PERTANIAN
    • PROPERTI
    • UMKM
    • PROFIL
    • ENERGI
  • PERISTIWA
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • MEGAPOLITAN
    • KRIMINAL
    • OPINI
    • SOSIAL
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN
  • POLKUM
    • POLITIK
    • HUKUM
    • LIPUTAN KHUSUS
    • CEK FAKTA
    • BERITA FOTO
    • BERITA VIDEO
  • ENTERTAINMENT
    • HIBURAN
    • DESTINASI
    • KESEHATAN
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SELEBRITI
    • MUSIK
  • RAGAM
    • EBOOK
    • EDUKASI
    • HIKMAH
    • SENI & BUDAYA
    • TIPS
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI

© 2025 EKOIN.CO
Media Ekonomi Indonesia
Developed by logeeka.id.