Moskow EKOIN.CO – Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut Indonesia sebagai kekuatan masa depan dunia dalam pidatonya di Moskow, Senin, 28 Juli 2025. Ia menilai Indonesia memiliki potensi strategis yang signifikan dalam percaturan global. Pujian itu disampaikan dalam forum ekonomi internasional yang dihadiri para pemimpin negara berkembang dan negara-negara BRICS.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Dalam forum tersebut, Putin menegaskan bahwa Indonesia bukan sekadar kekuatan regional di Asia Tenggara, melainkan memiliki peluang besar menjadi kekuatan global. “Indonesia memiliki posisi geopolitik strategis, populasi besar, serta pertumbuhan ekonomi yang konsisten,” ujar Putin seperti dikutip dari kantor berita TASS.
Menurut Putin, Indonesia memiliki fondasi kuat dalam bidang ekonomi dan sosial yang berkontribusi pada stabilitas kawasan Asia-Pasifik. Ia juga menyebutkan bahwa Indonesia berhasil menjaga netralitas dan kemandirian dalam berbagai isu internasional. “Negara ini tidak mudah dipengaruhi tekanan asing,” tambahnya.
Faktor Geopolitik dan Ekonomi yang Jadi Sorotan
Para pakar geopolitik Eropa turut menyuarakan pendapat senada. Dilansir dari European Geopolitical Institute, analis senior Dr. Martin Klaus menyoroti posisi Indonesia di jalur perdagangan global yang sangat vital. “Indonesia berada di pusat lalu lintas maritim dunia, terutama Selat Malaka. Ini menjadikan Indonesia kunci penting dalam rantai pasok internasional,” ungkapnya.
Selain faktor geografis, Dr. Klaus juga menekankan kekuatan ekonomi domestik Indonesia yang terus berkembang. Pertumbuhan kelas menengah yang pesat disebut menjadi penopang utama stabilitas ekonomi. Ia menyatakan bahwa negara-negara Barat selama ini telah meremehkan potensi Indonesia.
Masih menurut Klaus, Indonesia juga memiliki sumber daya alam yang melimpah dan keberagaman etnis serta budaya yang mampu dikelola dengan baik. Hal ini menunjukkan kematangan sosial-politik yang patut diakui. “Kombinasi kekayaan alam dan stabilitas internal merupakan modal besar menuju kebangkitan global,” katanya.
Pandangan Tentang Kelas Menengah Indonesia
Sebagai tambahan, Putin juga menyoroti pertumbuhan kelas menengah Indonesia yang dinilainya luar biasa. “Mereka tidak terlalu tampak di media global, tapi kekuatan konsumsi dan investasinya besar,” ujarnya. Menurut Putin, segmen ini menjadi motor penggerak utama dalam banyak transformasi ekonomi Indonesia.
Sementara itu, data dari lembaga ekonomi Rusia RANEPA menunjukkan bahwa tingkat konsumsi rumah tangga kelas menengah Indonesia meningkat 7% per tahun dalam satu dekade terakhir. Hal ini menjadi indikator kekuatan daya beli yang semakin kuat dan berdampak positif terhadap ekonomi nasional.
Putin juga menekankan pentingnya kerjasama bilateral antara Rusia dan Indonesia. Ia membuka peluang untuk memperluas kerja sama di sektor energi, pertahanan, dan teknologi informasi. “Kami siap mendukung pertumbuhan Indonesia sebagai mitra strategis,” ungkapnya.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Asia Global Institute, Prof. Liu Zhang, menyatakan bahwa Indonesia berhasil menjaga stabilitas politik dalam periode panjang. Hal ini menjadi faktor penting yang mendorong kepercayaan investor global. “Indonesia menunjukkan kemampuan mengelola demokrasi di tengah kompleksitas sosial,” ujarnya.
Klaim tersebut diperkuat oleh laporan Bank Dunia yang menempatkan Indonesia dalam lima besar negara dengan pertumbuhan investasi asing terbesar di Asia pada 2024. Data itu mencerminkan kepercayaan internasional terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Pakar geopolitik asal Prancis, Jacques Leclerc, juga menilai bahwa kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif menjadi contoh negara netral yang kuat. “Sikap Indonesia yang tidak memihak dan menjaga keseimbangan kekuatan membuatnya diperhitungkan di panggung dunia,” katanya dalam wawancara dengan Le Monde.
Putin menyebut Indonesia memiliki potensi besar sebagai penghubung antara Timur dan Barat, serta Utara dan Selatan. Ia mengibaratkan Indonesia sebagai “jembatan masa depan dunia” yang mampu menyatukan berbagai kepentingan global.
Pernyataan ini juga sejalan dengan laporan IMF yang menyebut Indonesia akan masuk dalam 10 besar ekonomi dunia pada 2030, jika tren pertumbuhan saat ini terus berlanjut. Laporan tersebut menjadi perhatian para analis dunia yang mulai menyoroti posisi Indonesia secara serius.
Melalui forum yang sama, Putin mengajak negara-negara BRICS untuk lebih memperhatikan dan memperkuat kerja sama dengan Indonesia. Ia melihat bahwa kolaborasi strategis dengan Indonesia bisa menjadi kunci dalam membentuk tatanan dunia multipolar yang lebih adil.
Sebagai penutup, Putin menyampaikan harapannya agar Indonesia terus menjaga kemandirian, memperkuat inovasi, dan membuka diri terhadap kemitraan yang saling menguntungkan. “Indonesia adalah kekuatan masa depan yang tak bisa diabaikan,” ujarnya.
Sebagian besar analis global kini mulai mengkaji ulang peran Indonesia dalam geopolitik dan geoekonomi. Diskusi di berbagai forum internasional menunjukkan bahwa Indonesia semakin mendapat tempat dalam perencanaan strategis negara-negara besar.
Para pengamat menyimpulkan bahwa Indonesia telah memasuki fase penting dalam sejarah kebangkitannya. Faktor demografi, stabilitas, dan sumber daya menjadi modal utama dalam menghadapi tantangan global.
pernyataan Vladimir Putin dan pandangan para pakar menunjukkan bahwa Indonesia memiliki peluang nyata untuk menjadi kekuatan dunia. Namun, hal ini menuntut konsistensi dalam reformasi dan inovasi nasional. Dukungan masyarakat serta sinergi antar lembaga menjadi kunci penting agar peluang tersebut dapat diwujudkan.
Indonesia harus terus memperkuat sektor strategis seperti pendidikan, teknologi, dan energi agar mampu bersaing secara global. Transformasi industri juga harus diakselerasi dengan kebijakan yang berpihak pada pertumbuhan jangka panjang.
Dukungan investasi asing harus disertai dengan penguatan sektor domestik agar pertumbuhan ekonomi tidak rapuh. Kelas menengah yang menjadi tulang punggung ekonomi harus terus diperkuat kapasitasnya.
Kemitraan dengan negara besar seperti Rusia dan BRICS bisa dimanfaatkan untuk mendorong transfer teknologi dan perluasan pasar ekspor. Hal ini akan memperkuat posisi Indonesia di mata dunia.
Akhirnya, pujian internasional hendaknya menjadi motivasi untuk bekerja lebih keras, bukan sekadar kebanggaan sesaat. Potensi besar harus dikelola dengan visi jangka panjang dan kepemimpinan yang solid demi masa depan Indonesia sebagai kekuatan dunia. (*)










