JAKARTA, EKOIN.CO – Rencana peluncuran kereta petani oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mulai dinantikan publik. Program ini digagas untuk memfasilitasi petani dan pedagang kecil yang selama ini harus berdesakan di KRL reguler. Namun hingga kini, jadwal resmi peluncuran kereta tersebut belum diumumkan. Gabung WA Channel EKOIN.
KAI memastikan program kereta petani masih dalam tahap uji coba. Vice President (VP) Public Relations KAI, Anne Purba, menegaskan pihaknya akan memberikan informasi lebih lanjut mengenai jadwal peluncuran begitu tahap persiapan selesai. “Saat ini masih uji coba. Nanti akan diinfokan (untuk peluncurannya),” ujarnya, Kamis (14/8/2025).
Kereta Petani untuk Perjalanan Dagang
Gagasan kereta petani pertama kali diungkapkan oleh mantan Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo. Ia menilai ada kebutuhan nyata bagi petani dan pedagang, khususnya dari Rangkasbitung menuju Tanah Abang, untuk memiliki moda transportasi khusus.
Menurut Didiek, setiap pagi banyak penumpang KRL membawa hasil bumi dan barang dagangan menuju Pasar Tanah Abang. Kondisi ini menimbulkan ketidaknyamanan karena mereka harus berbagi ruang dengan pekerja yang berangkat kerja. “Kami melihat adanya permintaan, khususnya daerah-daerah, seperti Rangkasbitung ke Tanah Abang. Itu kalau pagi, orang-orang bawa barang dagangan dan hasil bumi naik KRL. Kan, kurang nyaman, karena KRL didesain untuk pekerja,” jelasnya, Kamis (7/8/2025).
Dengan adanya kereta petani, para pedagang bisa lebih leluasa mengangkut barang dagangan tanpa mengganggu penumpang lain. KAI juga tengah beradaptasi dengan jadwal perjalanan, yakni memberangkatkan KRL dari Rangkasbitung pukul 04.00 dan tiba di Tanah Abang sekitar pukul 06.00.
Terinspirasi dari Model China
Konsep kereta petani sejatinya terinspirasi dari Tiongkok. Di negara itu, tersedia layanan kereta khusus untuk mengangkut petani dan pedagang beserta hasil panen mereka menuju pusat perdagangan. Model ini dianggap efektif karena mampu menekan biaya transportasi sekaligus memberikan kenyamanan.
Meski Didiek kini sudah tidak lagi menjabat sebagai Direktur Utama KAI—posisinya digantikan oleh Bobby Rasyidin, mantan Dirut PT Len Industri—program ini dipastikan tetap berjalan. Hal ini menunjukkan komitmen KAI untuk mendukung akses transportasi murah dan layak bagi masyarakat kelas bawah.
Banyak pihak menilai hadirnya kereta petani dapat mendorong produktivitas sektor pertanian sekaligus memperkuat jalur distribusi hasil bumi ke kota besar. Di sisi lain, program ini juga bisa menjadi solusi untuk mengurangi kepadatan KRL reguler pada jam sibuk.
Namun, sejumlah kalangan masih menunggu kepastian mengenai desain, fasilitas, hingga tarif kereta petani. Publik juga menantikan kepastian kapan kereta tersebut akan beroperasi secara resmi.
Seiring meningkatnya kebutuhan transportasi publik yang ramah bagi seluruh lapisan masyarakat, kereta petani diharapkan menjadi inovasi nyata yang mampu menjawab tantangan tersebut. KAI masih melakukan kajian teknis, baik dari sisi operasional maupun kebutuhan infrastruktur pendukung.
Jika benar-benar terealisasi, kereta petani diperkirakan menjadi transportasi vital, terutama bagi wilayah penyangga Jakarta. Keberadaan moda ini bisa memperkuat konektivitas desa-kota sekaligus menjaga rantai pasok bahan pangan.
Pakar transportasi menilai, gagasan kereta petani bisa menjadi proyek percontohan yang berdampak luas. Jika sukses di jalur Rangkasbitung–Tanah Abang, kemungkinan besar layanan serupa bisa diperluas ke daerah lain di Indonesia.
Dengan adanya perhatian khusus dari KAI, masyarakat berharap kereta petani tidak hanya menjadi wacana, tetapi benar-benar hadir sebagai solusi transportasi yang berpihak pada rakyat kecil.
Kereta petani KAI masih dalam tahap uji coba tanpa kepastian tanggal peluncuran. Program ini berawal dari inisiatif mantan Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo.
Konsep ini bertujuan memberi ruang khusus bagi petani dan pedagang agar tidak berdesakan dengan penumpang KRL reguler.
Meskipun terjadi pergantian pucuk pimpinan KAI, komitmen melanjutkan proyek ini tetap ada di bawah kepemimpinan Bobby Rasyidin.
Inspirasi kereta petani datang dari model serupa di China, yang terbukti efektif mengakomodasi distribusi hasil pertanian.
Masyarakat kini menantikan kepastian waktu peluncuran serta detail layanan agar program kereta petani bisa segera dinikmati secara nyata. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










