Jakarta EKOIN.CO – Pernyataan tegas dari Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menjadi sorotan publik setelah ia mengungkap bahwa kebijakan lembaganya memang ditujukan untuk merugikan orang kaya. Hal ini diutarakan langsung oleh pengacara kondang Hotman Paris Hutapea, yang merasa kebijakan tersebut menekan kalangan berada, terutama melalui penurunan bunga deposito di bank pemerintah. Topik ini memunculkan perdebatan mengenai arah kebijakan keuangan negara serta dampaknya terhadap masyarakat. Kata pamungkas: deposito.
[Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v]
Kebijakan deposito dan dampaknya bagi masyarakat
Hotman Paris mengungkapkan bahwa ia sudah mengetahui sejak awal tujuan kebijakan LPS ini. Menurutnya, ketika Purbaya pertama kali akan mencairkan dana Rp 200 triliun ke bank-bank pemerintah, ia sudah menyampaikan prediksi bahwa bunga deposito akan turun. Hal tersebut menurut Hotman benar-benar terjadi dan kini dirasakan oleh para pemilik simpanan besar.
Dalam pernyataannya, Hotman menilai kebijakan ini merupakan bentuk pengorbanan dan perjuangan yang harus dipikul oleh kalangan kaya. “Duit dia tidak butuh lagi duit kamu, ataupun duit kamu butuh bunganya dikurangi,” ujarnya. Ia menegaskan kembali bahwa sejak kebijakan itu dicanangkan, bunga deposito memang menurun drastis sehingga memengaruhi para investor besar.
Purbaya sebelumnya dikenal sebagai pejabat yang terbuka dalam menyampaikan tujuan kebijakan. Ia menilai, kebijakan menekan kalangan atas justru memberikan ruang kepada kelompok menengah dan kecil agar lebih mendapatkan kesempatan dalam pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, dana yang dihimpun tidak hanya menguntungkan pemilik modal besar tetapi juga memberi dampak lebih luas.
Para analis keuangan pun menilai bahwa penurunan bunga deposito adalah strategi agar dana tidak hanya diam di bank, melainkan mengalir ke sektor produktif. Dengan bunga yang rendah, pemilik modal besar terdorong mencari alternatif investasi lain yang bisa mendukung pergerakan ekonomi nyata.
Respons publik atas kebijakan deposito
Publik pun memberikan respons beragam atas kebijakan ini. Sebagian pihak menilai langkah tersebut bisa mendorong pemerataan dan mengurangi dominasi ekonomi kalangan atas. Namun, ada juga yang beranggapan bahwa kebijakan ini dapat menurunkan minat menabung, terutama bagi mereka yang terbiasa mengandalkan bunga deposito sebagai sumber pendapatan pasif.
Hotman Paris dalam kesempatan terpisah bahkan mempertanyakan keadilan dari kebijakan itu. “Dan deposito bunganya sudah turun. Pengorbanan, perjuangan atau apa ini?” katanya dengan nada heran. Ia menilai dampaknya nyata, terutama bagi mereka yang sudah lama menjadikan simpanan berjangka sebagai instrumen keuangan andalan.
Di sisi lain, kalangan pengusaha menilai bahwa kebijakan ini bisa menjadi peluang untuk mendorong dana berpindah ke investasi sektor riil. Hal ini sejalan dengan agenda pemerintah yang tengah berupaya memperkuat sektor produksi, UMKM, hingga pembangunan infrastruktur yang lebih merata.
Dari perspektif ekonomi makro, kebijakan ini sejalan dengan tren global. Banyak negara menurunkan suku bunga simpanan agar uang dapat lebih cepat berputar di masyarakat. Dengan begitu, aktivitas ekonomi dapat tumbuh lebih kuat meskipun ada tekanan bagi kalangan pemilik modal besar.
Meski demikian, para pengamat menilai pemerintah harus tetap menjaga keseimbangan. Terlalu menekan bunga deposito dikhawatirkan dapat membuat sebagian kalangan mengalihkan dananya ke luar negeri, yang justru berpotensi mengurangi likuiditas domestik.
Kebijakan ini sekaligus mempertegas arah regulasi pemerintah yang lebih berpihak pada penguatan basis ekonomi rakyat. Namun, transparansi dan komunikasi yang lebih terbuka kepada publik dinilai sangat penting agar tidak menimbulkan spekulasi dan kebingungan.
Pada akhirnya, kebijakan LPS ini menggambarkan tarik-menarik kepentingan antara kelompok pemilik modal besar dengan kebutuhan negara untuk menjaga stabilitas ekonomi. Dampaknya akan terus dipantau, terutama pada sektor keuangan dan iklim investasi di Indonesia.
Kebijakan penurunan bunga deposito yang dipaparkan oleh Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan adanya perubahan arah regulasi keuangan negara. Dampak kebijakan ini terutama dirasakan kalangan berada, sementara kelompok menengah dan kecil diharapkan mendapat peluang lebih besar.
Pernyataan Hotman Paris menyoroti sisi pengorbanan dari kebijakan tersebut. Ia menilai ada ketidakadilan, karena penurunan bunga deposito mengurangi keuntungan bagi penyimpan dana besar. Namun, dari perspektif ekonomi, langkah ini dianggap strategis untuk mendorong pertumbuhan sektor riil.
Pemerintah diharapkan mampu menjaga keseimbangan antara kebutuhan menekan dominasi orang kaya dan upaya menjaga iklim investasi dalam negeri. Jika tidak hati-hati, dana besar bisa lari ke luar negeri.
Transparansi komunikasi kebijakan publik menjadi kunci agar kebijakan seperti ini dipahami secara lebih positif oleh masyarakat. Purbaya perlu memastikan bahwa pesan utama sampai ke publik secara jelas.
Pada akhirnya, kebijakan deposito ini menandai upaya pemerintah memperkuat fondasi ekonomi nasional yang inklusif. Meski menimbulkan kontroversi, langkah tersebut menunjukkan arah baru dalam tata kelola keuangan Indonesia. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










