New York EKOIN.CO – Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato PBB dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 di New York, Amerika Serikat, pada Selasa, 24 September 2025. Dalam forum internasional itu, ia menegaskan komitmen Indonesia terhadap perdamaian global, solidaritas antarnegara, dan keadilan universal. Ikuti berita terbaru kami di WA Channel EKOIN.
Pidato tersebut menjadi momentum penting karena Indonesia menegaskan kesiapannya mengirim hingga 20.000 pasukan perdamaian ke berbagai wilayah konflik dunia. Prabowo menyebut Gaza, Ukraina, Sudan, dan Libya sebagai contoh lokasi yang membutuhkan penjaga perdamaian. Hal ini sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu kontributor terbesar pasukan PBB.
Komitmen Indonesia pada Perdamaian PBB
Dalam pidatonya, Prabowo mengingatkan bahwa PBB dibentuk dari puing-puing Perang Dunia Kedua untuk menjaga perdamaian, keadilan, dan kebebasan. Indonesia, kata dia, memegang teguh nilai internasionalisme dan multilateralisme. Ia menolak doktrin yang menyebut “yang kuat melakukan apa yang mereka bisa, yang lemah menderita apa yang harus mereka derita.”
“Jika dan ketika Dewan Keamanan dan Majelis Agung ini memutuskan, Indonesia siap mengerahkan 20.000 atau bahkan lebih putra-putri kami untuk mengamankan perdamaian di Gaza atau di tempat lain, di Ukraina, di Sudan, di Libya, di mana pun ketika perdamaian perlu ditegakkan, perdamaian perlu dijaga, kami siap,” tegas Presiden Prabowo.
Indonesia tak hanya menawarkan kontribusi berupa personel, tetapi juga dukungan finansial. Menurut Prabowo, solidaritas internasional harus diwujudkan dengan aksi nyata, bukan sekadar retorika.
Selain pasukan, Indonesia juga telah aktif mendukung berbagai misi PBB di banyak negara, baik dalam kapasitas militer maupun sipil. Pidato itu menegaskan kembali reputasi Indonesia sebagai negara yang konsisten memperjuangkan perdamaian dunia.
Menjawab Tantangan Global dan Palestina
Prabowo juga menyinggung tantangan global lain, mulai dari perubahan iklim, krisis pangan, hingga konflik kemanusiaan di Gaza. Ia menyebut populasi dunia terus bertambah sementara sumber daya planet makin terbatas. Hal ini menimbulkan ancaman pada pangan, energi, dan air di banyak kawasan.
Indonesia, menurut Prabowo, telah berhasil mencapai swasembada beras dan mencatat produksi gabah historis pada tahun ini. Bahkan, Indonesia mengekspor beras ke negara lain, termasuk mengirim bantuan pangan bagi rakyat Palestina.
Sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia turut merasakan dampak perubahan iklim. Kenaikan permukaan laut di pantai utara Jakarta disebut mencapai 5 sentimeter per tahun. Untuk itu, Indonesia berkomitmen mencapai net zero emission sebelum 2060 serta mereboisasi lebih dari 12 juta hektar lahan terdegradasi.
Pidato juga menegaskan sikap tegas Indonesia terkait konflik Palestina-Israel. Prabowo menyatakan dukungan penuh Indonesia terhadap Solusi Dua Negara. Ia menegaskan, hanya dengan kemerdekaan Palestina dan hidup berdampingan dengan Israel, perdamaian sejati dapat terwujud.
Indonesia menilai dunia tidak boleh berdiam diri melihat penderitaan di Gaza. Dalam forum PBB itu, Prabowo mengajak negara-negara anggota untuk memperkuat solidaritas dan memperjuangkan keadilan Palestina.
Pidato Presiden Prabowo di PBB ke-80 memperlihatkan arah politik luar negeri Indonesia yang proaktif dan berorientasi pada perdamaian. Komitmen mengirim 20.000 pasukan perdamaian menunjukkan keseriusan Indonesia dalam menjaga stabilitas global.
Selain fokus pada keamanan, Indonesia menekankan peran penting dalam menghadapi isu iklim dan pangan. Langkah swasembada beras dan ekspor ke Palestina menegaskan peran Indonesia sebagai negara yang siap berbagi.
Dukungan terhadap Solusi Dua Negara memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang konsisten membela hak-hak Palestina. Hal ini sejalan dengan amanat konstitusi yang menolak segala bentuk penjajahan.
Indonesia mengirim pesan kuat bahwa dunia memerlukan kolaborasi dan solidaritas nyata, bukan sekadar wacana. Dengan langkah ini, Indonesia menempatkan diri sebagai mitra penting dalam menjaga perdamaian dunia.
Pidato tersebut tidak hanya menjadi pernyataan politik, tetapi juga ajakan global untuk menegakkan keadilan, menghadapi krisis bersama, dan membangun masa depan yang lebih damai. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










