Bogor, EKOIN.CO – Sebuah video yang menampilkan kasus parkir Bogor viral dengan tarif Rp100 ribu untuk durasi 20 menit membuat heboh masyarakat dan jagat media sosial pada Kamis, 25 September 2025. Rekaman tersebut memperlihatkan seorang juru parkir meminta bayaran tak masuk akal kepada pengendara yang merasa keberatan. Dalam hitungan jam, kasus ini menjadi sorotan publik dan langsung ditindaklanjuti aparat kepolisian. Ikuti berita penting lainnya di WA Channel EKOIN.
Kasus Parkir Bogor Viral Direspons Cepat Polisi
Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Rio Wahyu Anggoro, menegaskan pihaknya bergerak cepat setelah video kasus parkir Bogor viral menyebar luas. Pelaku yang meminta tarif Rp100 ribu itu berhasil diamankan hanya beberapa jam setelah video beredar. “Kami sudah mengamankan oknum yang ada di video. Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” ujarnya.
Aparat memastikan bahwa kejadian tersebut tidak mencerminkan kebijakan resmi parkir di wilayah Bogor. Menurut Rio, tarif parkir resmi diatur pemerintah daerah dan jauh lebih rendah dari angka fantastis yang ditagihkan pelaku.
Warga yang menjadi korban juga telah memberikan keterangan kepada polisi. Dalam pengakuannya, ia merasa terkejut sekaligus kesal ketika diminta membayar Rp100 ribu hanya untuk parkir singkat di area publik.
Reaksi Netizen dan Sikap Pemkot Bogor
Kasus parkir Bogor viral ini menuai gelombang komentar keras dari netizen. Banyak pengguna media sosial mengecam praktik liar tersebut dan menuntut adanya pengawasan lebih ketat dari pemerintah kota. Tagar #ParkirBogor bahkan sempat menjadi trending di platform X (dulu Twitter).
Menanggapi kejadian ini, Pemerintah Kota Bogor menyatakan akan memperketat pengelolaan parkir di titik-titik rawan pungutan liar. Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor, Eko Prabowo, menegaskan pihaknya siap berkoordinasi dengan kepolisian agar praktik parkir ilegal bisa diberantas. “Kami akan evaluasi titik parkir dan memastikan ada petugas resmi dengan karcis yang jelas,” kata Eko.
Di sisi lain, pengamat transportasi perkotaan menilai kasus parkir Bogor viral menjadi cerminan lemahnya pengawasan di lapangan. Menurut mereka, transparansi sistem parkir berbasis digital perlu segera diterapkan agar masyarakat terlindungi dari pungli.
Warga sekitar lokasi kejadian juga menyampaikan keresahannya. Beberapa di antaranya mengaku kerap menemui pungutan tak wajar dari juru parkir tidak resmi, meskipun tidak selalu sebesar kasus yang viral tersebut.
Pihak kepolisian memastikan kasus ini tidak berhenti pada penangkapan pelaku. Penyidikan lebih lanjut akan dilakukan untuk menelusuri kemungkinan adanya jaringan yang lebih besar.
Sebagai langkah jangka panjang, aparat berkomitmen menindak tegas seluruh praktik pungli yang merugikan masyarakat. Polisi juga mengimbau warga untuk segera melapor jika menemukan kejadian serupa agar bisa ditindaklanjuti dengan cepat.
Kasus parkir Bogor viral menyoroti masalah klasik perkotaan, yakni pungutan liar yang membebani warga. Kejadian ini sekaligus membuka mata bahwa pengawasan terhadap lahan parkir masih perlu ditingkatkan secara serius.
Langkah cepat kepolisian mengamankan pelaku menunjukkan komitmen aparat dalam menjaga ketertiban di ruang publik. Namun, kasus serupa bisa saja berulang jika tidak ada solusi sistematis dari pemerintah daerah.
Pemerintah Kota Bogor diharapkan segera memperkuat regulasi dan pengawasan, serta mempercepat penerapan sistem parkir modern berbasis digital. Transparansi tarif menjadi kunci agar masyarakat terlindungi dari praktik curang.
Warga pun berperan penting dengan melaporkan kejadian pungutan liar kepada pihak berwenang. Semakin cepat informasi disampaikan, semakin mudah aparat bertindak.
Ke depan, kasus parkir Bogor viral ini bisa menjadi momentum pembenahan besar-besaran sektor perparkiran, tidak hanya di Bogor tetapi juga kota-kota lain di Indonesia. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










