Jakarta, EKOIN.CO – Pariwisata Indonesia menunjukkan geliat positif sepanjang tahun 2025. Sejak awal tahun, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) terus mengalami tren kenaikan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total kunjungan wisman dari Januari hingga Mei 2025 mencapai 5,63 juta orang, meningkat 7,44 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Tren ini memperkuat optimisme pemerintah dan pelaku industri wisata terhadap pemulihan ekonomi nasional berbasis sektor jasa.
Memasuki Mei 2025 saja, tercatat 1,31 juta kunjungan wisman, atau naik 14,01 persen secara tahunan (year-on-year). Jika dibandingkan April 2025, kenaikannya mencapai 12,15 persen. Kenaikan ini menjadi sinyal kuat bahwa minat wisatawan asing terhadap Indonesia terus menguat, berkat kombinasi antara pembukaan akses internasional, stabilitas keamanan, dan promosi wisata berkelanjutan yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Pertumbuhan signifikan ini juga menunjukkan peningkatan performa dari berbagai pintu masuk wisatawan. Dari total kunjungan, 1.160.217 kunjungan masuk melalui pintu utama seperti bandara internasional dan pelabuhan besar, sementara 145.783 kunjungan lainnya tercatat dari pintu perbatasan, baik darat maupun laut.
Jika ditelusuri lebih dalam, wisatawan asal Malaysia masih menjadi penyumbang terbesar kunjungan ke Indonesia, mencapai 18,26 persen dari total wisman. Disusul oleh Australia dengan 11,33 persen dan Singapura sebanyak 9,68 persen. Negara-negara ini terus menjadi pasar utama pariwisata Indonesia.
Event Daerah Angkat Hunian
Perjalanan wisatawan domestik (wisnus) pada Mei 2025 juga cukup tinggi, yaitu 97,67 juta perjalanan, meskipun mengalami penurunan 24,04 persen dibandingkan April. Namun secara tahunan, angka tersebut meningkat sebesar 17,81 persen. BPS menilai mobilitas domestik masih kuat, terutama pada masa libur panjang.
Di sisi lain, perjalanan wisatawan Indonesia ke luar negeri (wisnas) mengalami penurunan. Pada Mei 2025, jumlah wisnas tercatat sebanyak 585.800 perjalanan, turun 6,52 persen dibandingkan tahun lalu. Penurunan ini berbanding terbalik dengan peningkatan kunjungan wisman.
Bali masih menjadi destinasi unggulan, mencatat Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang tertinggi secara nasional, yakni 58,10 persen. Kenaikan ini didorong berbagai acara internasional seperti Bali Spirit Festival dan ajang olahraga Bali Training Ultra, yang berhasil menarik minat wisatawan asing dan domestik.
Selain Bali, wilayah Papua Tengah mencatat peningkatan okupansi hotel sebesar 46,9 persen, didorong oleh kesuksesan penyelenggaraan Timika Inside Festival Art (TIFA). Festival ini menampilkan budaya lokal yang dikemas dalam sajian kreatif, dan terbukti mampu menarik kunjungan dari dalam maupun luar negeri.
Potensi Ekonomi dan Strategi Daerah
Kementerian Pariwisata menilai peningkatan kunjungan wisman ini menjadi modal penting untuk membangun perekonomian lokal. Pasar wisata Malaysia, Singapura, dan Australia masih terbuka luas untuk digarap dengan strategi promosi digital dan kemitraan travel lintas negara.
Beberapa daerah juga mulai aktif mengembangkan event tahunan berbasis budaya dan olahraga untuk memperpanjang masa tinggal wisatawan. Bali, Labuan Bajo, dan Danau Toba menjadi prioritas dalam agenda pariwisata unggulan nasional 2025.
Upaya kolaboratif antara pemerintah pusat dan daerah menjadi kunci keberhasilan pariwisata berkelanjutan. Ke depan, promosi lintas platform, penguatan infrastruktur, dan peningkatan kualitas SDM di sektor pariwisata akan menjadi pendorong pertumbuhan yang lebih luas.
Kenaikan jumlah wisatawan mancanegara sepanjang 2025, terutama pada bulan Mei, menunjukkan bahwa sektor pariwisata Indonesia telah memasuki fase pemulihan yang stabil. Kunjungan sebanyak 1,31 juta pada bulan tersebut mengonfirmasi keberhasilan strategi nasional dalam membangun kembali kepercayaan wisatawan global.
Meskipun sektor wisata domestik mencatat penurunan bulanan, data tahunan tetap memperlihatkan pertumbuhan. Hal ini mengindikasikan kekuatan pasar dalam negeri yang masih besar, dan perlu didorong melalui penyediaan atraksi baru serta layanan perjalanan yang lebih efisien.
Peningkatan hunian hotel di beberapa daerah menjadi bukti nyata bahwa strategi promosi dan penyelenggaraan event lokal berhasil meningkatkan daya tarik destinasi. Momentum ini perlu dijaga agar pertumbuhan pariwisata tidak hanya berlangsung musiman, tetapi berkelanjutan sepanjang tahun.(*)










