Jakarta EKOIN.CO – Pemerintah memastikan langkah baru dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi dengan memaksa perbankan menyalurkan kredit ke masyarakat. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan strategi ini dilakukan melalui penempatan dana pemerintah di bank agar likuiditas mengalir ke sektor riil. Ikuti berita ekonomi terbaru di WA Channel EKOIN.
Menurut Purbaya, mekanisme yang ditempuh bukan berupa pemberian pinjaman langsung, melainkan menyerupai deposito pemerintah di bank. Bedanya, dana tersebut tidak boleh dialihkan untuk pembelian Surat Utang Negara (SUN), melainkan benar-benar disalurkan ke dunia usaha dan masyarakat.
Strategi Kredit Perbankan untuk Pertumbuhan
Purbaya menjelaskan, dengan banjir likuiditas, bank akan terdorong untuk menyalurkan kredit karena dana tidak bisa mengendap di instrumen lain. “Sistemnya bukan saya ngasih pinjaman ke bank. Ini seperti naruh deposito, tapi nanti diupayakan penyalurannya bukan dibelikan SUN lagi,” katanya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (10/9).
Ia menambahkan, kebijakan ini juga dikomunikasikan dengan Bank Indonesia agar tidak terjadi penyerapan dana berlebihan. “Jadi uangnya betul-betul ada di sistem perekonomian, sehingga ekonominya bisa jalan,” ujarnya.
Pemerintah menilai, langkah itu tidak akan menimbulkan risiko inflasi berlebihan. Alasannya, ekonomi Indonesia belum mencapai kapasitas optimalnya. Dengan begitu, penyaluran kredit yang lebih besar justru membuka ruang bagi pertumbuhan lebih cepat.
“Masih jauh dari situ kita (hiperinflasi). Sejak krisis kan kita gak pernah tumbuh 6,5%. Jadi ruang kita untuk tumbuh lebih cepat terbuka lebar, tanpa memancing inflasi,” tegas Purbaya.
Dukungan DPR terhadap Kebijakan Likuiditas
Strategi pembanjiran likuiditas ini juga telah dipaparkan dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR pada Rabu siang. Purbaya menuturkan, dewan menerima penjelasan pemerintah dan mendukung upaya menggerakkan kembali penyaluran kredit.
Dengan tambahan likuiditas, pemerintah berharap perbankan tidak hanya mengandalkan pasar obligasi, melainkan aktif memberikan pembiayaan bagi usaha kecil, menengah, hingga korporasi. Langkah ini dipandang penting untuk menjaga daya beli masyarakat serta menggerakkan sektor produktif.
Jika berjalan sesuai rencana, mekanisme pasar akan bekerja secara alami. Bank, dengan cadangan kas yang melimpah, akan terdorong menyalurkan pinjaman, sementara pelaku usaha dan konsumen mendapat akses lebih luas terhadap pembiayaan.
Pemerintah pun memastikan tidak akan melakukan intervensi berlebih. “Kita memaksa market mekanisme berjalan,” ujar Purbaya.
Dengan strategi ini, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi dapat terdorong tanpa harus mengandalkan stimulus fiskal tambahan. Likuiditas perbankan diharapkan menjadi motor baru dalam menggerakkan investasi dan konsumsi domestik.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










