JAKARTA, EKOIN.CO – CEO Danantara, Rosan Roeslani, menanggapi isu likuiditas bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang sempat disebut kelimpungan usai pemerintah mengalirkan dana Rp200 triliun dari kas negara. Rosan menilai langkah itu justru sebagai kebijakan positif yang bisa memperkuat sistem perbankan.
Gabung WA Channel EKOIN untuk update berita terbaru
Langkah pemerintah ini sempat menuai sorotan setelah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyebut bank Himbara hanya mampu menyerap Rp7 triliun. Namun, Rosan menekankan bahwa perbedaan kapasitas antar bank dalam menyalurkan kredit adalah hal yang wajar.
Menurutnya, tambahan likuiditas tersebut memberikan ruang bagi bank untuk menyalurkan pendanaan dengan bunga lebih kompetitif. Hal ini diyakini akan memberikan dampak langsung, khususnya bagi sektor swasta.
Kebijakan Dana Rp200 Triliun Perkuat Likuiditas
Pemerintah menyalurkan dana Rp200 triliun yang sebelumnya ditempatkan di Bank Indonesia ke lima bank Himbara sejak Jumat (12/9). Rinciannya, masing-masing Rp55 triliun untuk BRI, BNI, dan Mandiri, Rp25 triliun untuk BTN, serta Rp10 triliun untuk BSI.
Rosan menilai langkah itu akan meningkatkan stabilitas perbankan. “Ini positif, karena ini juga memberikan keleluasaan likuiditas di pihak perbankan,” ujarnya dalam acara Pertemuan dan Simposium Gotong Royong Perumahan Warisan Bangsa di Jakarta, Selasa malam.
Ia menegaskan, dengan tambahan dana tersebut, bank memiliki kemampuan lebih luas dalam menyalurkan pembiayaan. Suku bunga yang lebih bersaing pun diharapkan bisa menggerakkan lebih banyak aktivitas usaha.
Rosan juga menepis anggapan bahwa bank Himbara kelimpungan. Baginya, kapasitas penyerapan tiap bank memang tidak sama, namun tujuan utama kebijakan ini tetap tercapai.
Likuiditas Dorong Percepatan Pertumbuhan Ekonomi
Selain dari sisi perbankan, Rosan menyoroti pentingnya mempercepat peredaran uang dalam perekonomian. Ia menyebutkan, velocity of money di Indonesia masih rendah, hanya sekitar 41–42 persen.
Perbandingan dengan negara lain menunjukkan gap signifikan, di mana peredaran uang bisa bergerak lebih cepat hingga di atas 100 persen. Hal ini menunjukkan adanya potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.
“Kalau kita ingin pertumbuhan lebih tinggi, (peredaran) uangnya perlu lebih tinggi. Ini adalah satu cara konkret nyata oleh pemerintah dalam rangka membuat peredaran dana ini makin cepat, agar pertumbuhan kita makin meningkat,” ungkap Rosan.
Menurutnya, penyaluran dana ke Himbara akan membantu mempercepat sirkulasi dana di masyarakat. Dengan begitu, dunia usaha dapat merasakan manfaat yang lebih luas.
Selain itu, peningkatan likuiditas juga diyakini akan memperkuat daya tahan perbankan dalam menghadapi dinamika global. Kebijakan ini menjadi salah satu instrumen strategis pemerintah untuk menjaga stabilitas.
Rosan optimistis, langkah ini bisa mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan peredaran uang yang lebih cepat, konsumsi dan investasi akan bergerak lebih dinamis.
( * )
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










