Gaza EKOIN.CO – Serangan udara kembali mengguncang wilayah Jalur Gaza pada Rabu, 2 Juli 2025. Kali ini, serangan diarahkan langsung ke kediaman Direktur Rumah Sakit Indonesia, Marwan Al Sultan. Menurut kesaksian anak korban, Lubna Al Sultan, jet tempur F-16 milik militer Israel menargetkan kamar pribadi ayahnya secara spesifik. Serangan ini menyebabkan kehancuran total pada ruangan tersebut, sementara bagian lain dari rumah dilaporkan tetap utuh.
Lubna Al Sultan menyampaikan pernyataan emosional yang dikutip dari Saudi Gazette, menyatakan bahwa rudal-rudal tersebut menghantam kamar ayahnya secara langsung. “Rudal F-16 menargetkan kamarnya, tempat dia berada, langsung ke arahnya. Semua kamar di rumah itu utuh kecuali kamar dia yang terkena rudal,” ungkap Lubna.
Serangan ini menambah daftar panjang kekerasan yang telah menghantam Gaza dalam beberapa bulan terakhir. Rumah Sakit Indonesia di Gaza merupakan fasilitas medis utama yang dibangun dengan dukungan masyarakat Indonesia untuk membantu warga sipil Palestina yang terluka akibat konflik berkepanjangan di wilayah tersebut.
Sasaran Serangan Militer Diduga Terfokus
Berdasarkan keterangan saksi mata dan laporan media internasional, serangan ini tidak hanya acak, tetapi menunjukkan indikasi bahwa militer Israel menargetkan lokasi spesifik yang memiliki nilai strategis atau simbolis. Rumah Marwan Al Sultan yang juga dikenal sebagai tokoh kemanusiaan di Gaza menjadi sasaran dalam situasi tersebut.
Sampai saat ini, pihak militer Israel belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai alasan serangan tersebut. Namun, laporan dari beberapa media menyebutkan bahwa serangan udara itu merupakan bagian dari operasi militer terbaru Israel yang menyasar infrastruktur dan tokoh-tokoh penting di Gaza.
Sementara itu, komunitas internasional kembali menyoroti meningkatnya eskalasi kekerasan di Gaza, terutama menyangkut tindakan Israel yang disebut-sebut tidak proporsional dalam membalas serangan kelompok militan. Kematian Marwan Al Sultan menambah deretan tenaga kesehatan yang menjadi korban dalam konflik ini.
Menurut laporan dari Reuters, serangan terjadi pada malam hari saat Marwan berada di kamar dan keluarganya berada di bagian rumah lainnya. Lubna menjadi satu-satunya anggota keluarga yang bersuara kepada publik usai peristiwa tersebut, menunjukkan foto-foto kehancuran dan sisa bangunan dari kamar ayahnya yang hancur total.
Dampak Kemanusiaan dan Reaksi Global
Organisasi kemanusiaan internasional dan LSM dari berbagai negara telah mengecam keras serangan yang menewaskan direktur rumah sakit tersebut. Mereka menilai, tindakan itu melanggar hukum internasional, terutama Konvensi Jenewa yang melindungi fasilitas medis dan tenaga kesehatan dalam zona konflik.
Sejak awal tahun 2025, serangan Israel ke wilayah Gaza dilaporkan telah menewaskan ratusan warga sipil, termasuk anak-anak, perempuan, dan tenaga medis. Rumah Sakit Indonesia di Gaza sebelumnya juga pernah mengalami kerusakan akibat serangan udara pada awal tahun ini.
Kementerian Luar Negeri Indonesia melalui pernyataan tertulis menyatakan duka mendalam atas meninggalnya Marwan Al Sultan. Pihak Kemenlu juga menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia mendesak agar Israel segera menghentikan agresi militer terhadap fasilitas sipil dan tenaga kemanusiaan di Gaza.
Serangan ini telah memicu gelombang protes di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Aksi solidaritas dilakukan di beberapa kota besar, menuntut Israel bertanggung jawab dan meminta PBB untuk segera mengambil tindakan nyata.
Di samping itu, warganet di media sosial turut mengangkat isu ini dengan berbagai kampanye digital, menyerukan penghentian kekerasan di Palestina dan menggalang bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza. Tagar seperti #SaveGaza dan #JusticeForMarwan ramai digunakan.
PBB sendiri telah mengadakan pertemuan darurat membahas perkembangan terbaru di Gaza. Beberapa negara anggota menyerukan penyelidikan atas insiden ini serta menuntut Israel untuk mematuhi hukum internasional yang berlaku dalam konflik bersenjata.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menyatakan keprihatinan mendalam atas serangan yang menewaskan Marwan Al Sultan. Mereka menekankan bahwa fasilitas medis dan personel kemanusiaan harus dilindungi kapan pun dan di mana pun dalam situasi konflik.
Di tengah kecaman luas tersebut, Israel belum merilis pernyataan pembelaan diri atau klarifikasi menyangkut alasan militer melakukan pengeboman yang mematikan terhadap seorang direktur rumah sakit sipil.
Keluarga Marwan Al Sultan saat ini tengah menjalani masa berkabung, sementara Lubna menyerukan kepada dunia internasional untuk tidak berdiam diri. Ia meminta keadilan atas kematian ayahnya dan keselamatan warga sipil lainnya yang masih terjebak di tengah konflik.
Media lokal dan internasional kini menyoroti semakin tingginya risiko yang dihadapi oleh tenaga kesehatan di zona konflik seperti Gaza. Mereka menjadi sasaran, meskipun secara hukum internasional mereka wajib dilindungi.
Serangan terhadap rumah Marwan juga menimbulkan pertanyaan mengenai kecanggihan intelijen militer Israel dalam memilih target. Apakah memang terdapat informasi strategis, ataukah tindakan tersebut merupakan pelanggaran yang disengaja terhadap hak asasi manusia?
Sebagai tambahan informasi, Rumah Sakit Indonesia di Gaza telah beroperasi sejak tahun 2016 dan menjadi pusat penanganan korban luka dari konflik antara militan Palestina dan Israel. Rumah sakit ini dibangun atas inisiatif organisasi kemanusiaan Indonesia dan dikelola oleh warga Palestina.
Dalam beberapa tahun terakhir, RS Indonesia menjadi simbol solidaritas rakyat Indonesia terhadap Palestina. Kepergian Marwan Al Sultan tentu menjadi pukulan telak, bukan hanya bagi keluarganya, tetapi juga bagi sistem pelayanan kesehatan yang sudah sangat terbatas di Gaza.
Kesaksian Lubna kini menjadi salah satu bukti penting yang bisa digunakan dalam investigasi mendatang. Rekaman dan foto-foto yang ia bagikan menunjukkan lokasi yang hancur dan sisa-sisa benda milik pribadi Marwan di antara puing-puing reruntuhan.
Sampai berita ini ditulis, situasi keamanan di Jalur Gaza masih sangat tegang. Laporan menyebutkan bahwa suara ledakan masih terdengar di beberapa titik pada malam hari, sementara ambulans terus bergerak mengevakuasi korban dari reruntuhan bangunan.
Otoritas Palestina dan kelompok HAM kini menyiapkan dokumentasi untuk mengajukan laporan resmi ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC), dengan harapan tindakan Israel dapat diproses secara hukum.
serangan ini mengingatkan pentingnya perlindungan terhadap tenaga medis dan fasilitas kesehatan dalam konflik bersenjata. Komunitas internasional perlu bertindak lebih tegas terhadap setiap pelanggaran hukum kemanusiaan.
Kekerasan yang terjadi tidak hanya menghilangkan nyawa, tetapi juga menghancurkan simbol harapan dan perdamaian yang telah dibangun oleh masyarakat internasional di Gaza. Ketika rumah dan rumah sakit tidak lagi aman, warga sipil kehilangan seluruh jaring pengaman.
Dunia internasional harus memperkuat tekanan diplomatik terhadap Israel agar menghentikan serangan ke fasilitas sipil dan kemanusiaan. Kejadian ini harus menjadi titik balik untuk memprioritaskan perlindungan terhadap korban yang tidak bersenjata.
Indonesia melalui diplomasi kemanusiaannya diharapkan terus konsisten menuntut keadilan dan melindungi infrastruktur yang telah dibangunnya. Penegakan hukum internasional harus menjadi langkah konkret dalam mencegah tragedi serupa di masa depan.
Peristiwa yang menimpa Marwan Al Sultan menuntut solidaritas nyata dari komunitas dunia. Tragedi ini bukan hanya soal satu nyawa, melainkan soal keadilan bagi semua korban konflik di Palestina. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v










